Pernakah kamu berpikir agar Tuhan segera memanggilmu untuk pulang ke rumah Nya?
Atau pernahkan kamu merasa lelah menjalani hidup di dunia ini?
Pernahkan kamu merasa tak berguna di dunia ini?
Saya pernah.
Kira-kira sebulan dua bulan lalu seorang teman yang kini sedang bekerja di Dubai kembali ke Bali untuk liburan. Saat itu saya sedang berada di Malang, ah sedih sekali tidak dapat bertemu dengannya. Namun dia menitipkan sesuatu lewat Ibu saya. Tebak, apakah itu? Ternyata sebuah novel. Dia hapal sekali dengan kesenangan saya membaca, apalagi membaca novel. An international best seller. The five people you meet in Heaven by Mitch Albom. Seriously, when I read at the first time for few pages, I cried.
Buku ini mengisahkan tentang Eddie, yang merupakan seorang veteran perang. Ia meninggal karena kecelakaan tragis ketika menolong seorang anak perempuan. Eddie tersadar bahwa ia berada di suatu tempat yang mengingatkannya pada masa kecilnya. Tempat dimana ia dibesarkan. The first person that Eddie met was a Blue Man. Ada sebuah kata-kata dari Blue Man yang menjadi favorit saya:
"People think of heaven as a paradise garden, a place where they can float and laze in rivers and mountains. But scenery without solace is meaningless"
Eddie sempat tak yakin ketika berada di surga, sehingga kata-kata tersebut yang dilontarkan oleh Blue Man.
Ya, saya, mungkin kamu yang membaca pasti pernah membayangkan surga itu bagaimana. Suatu tempat yang indah, langit yang cerah, udara yang sejuk, dan semua kebaikan ada di sana. Itu bayangan saya. Klise, seperti apa yang banyak orang bayangkan. Namun, ketika membaca buku ini, saya menjadi berfikir bahwa, heaven is a place when you feel very peace. Even your home, you can call it heaven. Your family, is also heaven for me. That's the reason I come back home. Heaven itu, bagi saya adalah ketentraman jiwa. Mungkin beberapa orang yang memiliki kelebihan bisa melihat bagaimana sebenarnya surga itu. Tapi, saya yang seorang manusia biasa tanpa kemampuan itu, hanya dapat membayangkan dan mendefinisikan surga saya sendiri. Keyakinan saya menuntun saya agar memiliki tujuan akhir dari kehidupan saya. Tujuan akhir itu dinamakan Moksa. Artinya bersatu dengan Brahman atau Tuhan. Mungkin saat itulah saya akan merasakan apa yang dinamakan dengan kebahagiaan yang kekal dan abadi. Dan saat itulah, saya memiliki surga abadi.
Kembali ke kisah Eddie. Ia bertemu dengan lima orang selama perjalanannya di surga versi dirinya. Setiap orang yang ia temui membawanya ke kisah masa lalunya. Ia seperti diingatkan kembali dengan kenangan-kenangannya dengan orang-orang di kehidupannya. Ada 2 orang yang tidak ia kenal sama sekali dalam perjalanannya, tetapi dua orang tersebut mengetahui tentang apa yang pernah Eddie lakukan semasa hidupnya. Lalu, ada kata-kata Blue Man yang menarik (lagi) bagi saya:
"Strangers are just family you have yet to come to know"
Terkadang, kita sering meremehkan keberadaan orang-orang di sekitar kita. Begitupula saya. Saya hanya berusaha mengenal siapa yang ingin saya kenal. Tanpa mempedulikan strangers. Toh mereka ga ada urusan juga kan sama saya, itu yang saya sering lontarkan dalam hati. Ketika membaca kisah Eddie ini, bahkan orang-orang yang tidak pernah ia sadari keberadaannya lah yang lebih tahu bagimana kehidupannya daripada orang-orang terdekatnya. Poinnya adalanya jangan pernah meremehkan orang-orang yang kamu anggap asing dalam kehidupanmu. Bisa saja kan mereka adalah temanmu yang sebenarnya, atau keluargamu yang baru. They may be people without many requirements.
Pada prolog, saya melontarkan pertanyaan 'Pernahkan kamu merasa tidak berguna di dunia ini?' Hal tersebut yang terjadi pada Eddie, tapi bukan dalam bentuk pertanyaan namun pernyataan. Bahkan hingga ia meninggal pun masih merasa tidak berguna. "I died for nothing" begitu katanya. Namun, ketika ia bertemu dengan orang kedua, ketiga, keempat lalu kelima, Eddie mulai menemukan hal-hal yang membuatnya tercengang.
Membaca kisah di buku ini membuat saya menyadari bahwa saya hidup di dunia ini pasti memiliki tujuan, memiliki manfaat untuk orang lain yang saya kenal maupun belum saya kenal. Pertanyaan saya tentang kebergunaan saya dalam kehidupan ini mulai saya transformasi ke dalam kalimat positif bahwa "Saya adalah orang yang berguna di dunia ini" Saya kemudian ingat kata-kata Ayah saya bahwa ucapan itu adalah doa. Maka, ketika kita berucap hal yang negatif, maka itu akan terpatri di dalam pikiran kita seperti yang kita ucapkan dan disanalah doa itu kemudian bekerja. Saya tak mau hal itu terjadi. Saya, kamu, kita, hidup di dunia ini hanya sekali. Semasih saya bisa, saya akan melakukan banyak hal positif dengan sebaik-baiknya. Belajar banyak hal dari pengalaman saya, pengalaman orang lain lalu buku-buku yang saya baca. Akhirnya, tujuan saya di dunia ini sebelum Moksa adalah: "Mencerahkan banyak orang melalui ilmu pengetahuan dan membahagiakan orang-orang di sekitar saya."
Seperti arti nama saya dalam bahasa Sansekerta, Nanda yang berarti kebahagiaan :)
I am already in Heaven.
I meet you, all.
I will meet many people.
Here in my heaven.
Then, afterlife let's meet again,
Me and you all.
And we are together hear God's whisper:
"Home"
-Me, sitting in front of my laptop in the afternoon, in my last two months stay in this city-
Oh, I almost forgot. Here the best of the best from this book. A quote, again from Blue Man (well, honestly Blue Man becomes my favourite character in this book).
"This is the greatest gift God can give you: To understand what happened in your life. To have it explained. It is the place you have been searching for."
0 comments:
Post a Comment